GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF - PERTEMUAN KE-4 GARIS GAMBAR TEKNIK KELAS X SMK

 

>>>Pertemuan Ke-4

BAB 2

GARIS GAMBAR TEKNIK

 

Garis adalah ruhnya gambar teknik. Mengapa garis? Banyak di antara kita kurang peduli dengan garis. Kita masih menganggap semua garis itu sama. Sebab semua orang mampu untuk menggaris dan hanya menggunakan satu garis dengan satu ukuran. Dalam gambar teknik setiap garis memiliki ciri khas dan fungsi, bentuk, dan ukuran garis menunjukkan fungsi garis. Sehingga perbedaan-perbedaan ukuran dan jenis garis sangat penting dalam gambar teknik.

 

A. Definisi Garis

Garis adalah bentuk geometri yang dilukiskan oleh sebuah titik yang bergerak. Garis hanya mempunyai satu dimensi yaitu panjang. Secara umum ada 3 jenis garis yang dijabarkan sebagai berikut.

1.  Garis lurus, garis penghubung terpendek antara dua titik yang tidak bertepatan.

2.  Garis lengkung datar, garis yang sama sekali tidak mempunyai bagian lurus atau menyiku dan semua titik-titiknya terletak pada sebuah bidang datar.

3.  Garis lengkung ruang, garis lengkung yang terletak dalam ruang.

 

Garis juga merupakan kumpulan titik-titik yang memanjang secara tak berhingga ke dua arah. Sebuah garis memiliki panjang tidak terbatas. Dengan kata lain, Garis adalah barisan titik yang memiliki dimensi memanjang dan arah tertentu dengan kedua ujung terpisah. Garis dapat berupa panjang, pendek, tebal, halus, lurus, lengkung, patah, berombak, horizontal, vertikal, diagonal, dan sebagainya. Menurut wujudnya ada dua jenis garis.

 

1.  Garis nyata

Garis nyata adalah garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan langsung biasanya dalam gambar teknik digunakan untuk menunjukkan benda yang terlihat tanpa terhalang oleh apapun.

 

2.  Garis semu

Garis semu adalah garis yang muncul karena adanya kesan batas (kontur) dari suatu bidang, warna, atau ruang. Pengaplikasian dalam gambar teknik adalah untuk menggambarkan bidang yang tidak terlihat atau terhalang, dapat juga digunakan untuk menggambarkan bidang dari suatu benda yang memiliki panjang melebihi kertas gambar yang digunakan. Sehingga pada bagian yang melebihi itu perlu dibuatkan garis semu sehingga ketersampaian informasi dari gambar dapat dimaknai secara jelas.

Dalam gambar digunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing memiliki arti dan penggunaannya sendiri. Penggunaan garis harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. Selain garis, dalam gambar juga digunakan angka, huruf, atau lambang-lambang untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan sebagainya. Penggunaan tersebut juga harus mengacu pada ketentuan tertentu.

 

B. Jenis Garis

Dalam gambar teknik digunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing mempunyai arti dan penggunaannya sendiri. Oleh karena itu, penggunaannya harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. Ada lima jenis garis gambar menurut bentuknya yang dijabarkan sebagai berikut.



Gambar 2.1 Jenis-jenis Garis Gambar

 Keterangan Giambar :


1.  Garis Kontinu

    Garis gambar atau disebut juga garis kontinu tebal digunakan untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar dan membuat objek yang tampak langsung pada gambar.

 

2.  Garis Bayangan

     Garis bayangan berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis biasa. Garis ini digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak langsung oleh mata.

 

3.   Garis Hati

     Garis hati/sumbu: Berupa garis strip, titik, strip, dan seterusnya. Titik dengan ketebalan garis 1/2 garis biasa. Garis ini misalnya digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu benda yang digambar.

 

4.  Garis Ukuran

    Garis ukuran berupa garis tipis dengan ketebalan 1/2 dari tebal garis biasa. Garis ini digunakan untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang. Garis ukuran terdiri dari garis petunjuk batas ukuran dan garis petunjuk ukuran. Garis petunjuk batas ukuran dibuat terpisah dari garis batas benda, dengan demikian tidak mengacaukan pembaca gambar. Sedang garis petunjuk ukuran dibuat dengan ujung pangkalnya diberi anak tanda panah tepat pada garis petunjuk batas ukuran. Semua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan garis potong ini.

 

5.  Garis Potong

    Garis potong berupa garis "strip, titik, titik, strip" dengan ketebalan 1/2 tebal garis biasa dan pada kedua strip paling ujung tebal setebal garis gambar/kontinu.

Jenis garis menurut tebalnya perbandingan ada dua macam,  yaitu garis tebal dan garis tipis. Kedua jenis garis ininmempunyai perbandingan 1:0,5. Tebal garis dipilih dan berdasarkan besar kecilnya gambar. Ketebalan garis dipilih dari deretan berikut:

0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4; dan 2 mm

 

Pada umumnya garis tipis yang dipakai adalah 0,25 atau 0,35 mm. Sementara garis tebal adalah 0,5 atau 0,7 mm.

Gambar 2.2 Jarak antargaris

Sumber: Syaifi Abdurrahman

Keterangan :

a : tebal garis

b : jarak antara garis dianjurkan nilai min = 3a

c : ruang antara garis min 0,7 mm

Jenis garis menurut tebalnya ada tiga macam, yaitu garis tebal, garis sedang, dan garis tipis. Ketiga jenis tebal garis ini menurut standar ISO memiliki perbandingan 1: 0,7 ; 0,5. Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya gambar, dan dipilih dari deretan tebal berikut: 0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1;14; dan 2 mm. Karena kesukaran-kesukaran yang ada pada cara reproduksi tertentu, tebal 0, 18 sebaiknya jangan dipakai. Pada umumnya tebal garis adalah 0,5 atau 0,7.

Ada lima jenis garis gambar menurut fungsinya yang dijabarkan sebagai berikut.

1.  Garis Lurus Tebal

Garis ini dibuat lurus, tebal, dan tegas. Fungsi dari garis ini adalah sebagai garis benda terlihat. Garis ini diberikan ketika ada perbedaan penampang bidang pada sebuah benda yang jelas terlihat dari sebuah pandangan tanpa tertutup apapun.

2.  Garis Lurus Tipis

Garis ini dibuat lurus, tipis, namun tegas. Fungsi dari garis ini adalah sebagai garis bantu. Contoh penggunaan garis ini seperti pada garis dimensi (penunjukan ukuran), arsiran, dan garis proyeksi.

3.  Garis Sumbu

Garis ini dibuat tipis seperti garis putus-putus, hanya saja garis sumbu dibentuk oleh garis panjang dan garis pendek/titik yang terputus-putus. Pemilihan dalam penggunaan titik atau garis pendek didasarkan pada ukuran benda danpanjang garis. Apabila benda besar dan garis yang dibuat panjang, biasanya menggunakan garis panjang dan garis pendek. Sebaliknya, gambar yang dibuat kecil atau garis tersebut pendek, biasanya menggunakan garis panjang dan titik. Fungsi dari garis itu adalah untuk menandai sumbu dari sebuah lingkaran ataupun titik simetris dari sebuah benda.

4.  Garis Putus-Putus

Garis ini dibuat tipis dan terputus-putus. Fungsi garis ini adalah sebagai garis benda terhalang. Garis ini diberikan ketika ada perbedaan penampang bidang pada sebuah benda yang tertutup oleh bidang pandangan yang sedang dilihat (berada di belakang/di dalam bidang pandang).

5.  Garis Benda Bergerak

Garis ini dibuat tipis seperti garis sumbu, hanya saja pada garis benda terhalang mempunyai titik dua (garis pendek, titik, titik, garis pendek). Fungsi dari garis ini adalah untuk menunjukkan perubahan pada benda, seperti perubahan posisi dan perubahan bentuk. Garis ini diberikan untuk posisi awal benda (pada gambar yang menunjukkan posisi akhir dari gerakan benda), garis akhir benda (pada gambar yang menunjukkan posisi awal benda), bentuk awal benda (pada gambar benda yang menunjukkan bentuk benda setelah di machining) dan untuk bentuk akhir benda (pada gambar yang menunjukkan bentuk benda sebelum di machining).

6.  Garis Khusus

Garis khusus mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda, hal itu akan dijelaskan lebih lanjut dalam materi selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan garis tersebut. Macam-macam garis khusus adalah sebagai berikut :

a.     garis bebas (free hand) tipis;

b.    garis potongan;

c.     garis arsiran; dan

d.    garis detail.

 

C.  Penggunaan Garis

Ketebalan garis dalam gambar teknik harus proporsional sesuai dengan ukuran kertas yang dipakai. Jika menggunakan kertas AO tentu garis harus lebih tebal daripada jika menggunakan kertas A4. Perbandingan ukuran garis benda atau nyata (garis kontinu) lebih tebal dari pada garis nyata terhalang (garis putus-putus), dan garis nyata terhalang (garis putus-putus) lebih tebal dari pada garis potongan, arsir, dimensi, center, dan lain lain. Menurut standart ISO, jarak garis terdekat minimum adalah 3x tebal garis dan perbandingan antara garis tebal dan garis tipis adalah 1 : 0,5. Tujuan utama perbedaan ketebalan garis supaya lebih mudah membedakan makna garis dalam gambar teknik.

Berikut ini merupakan macam-macam garis dan penggunaanya pada gambar teknik sesuai dengan standar ISO.

Tabel 2.1 Macam-macam garis dan penggunaannya

 
 

Berdasarkan keterangan tabel di atas berikut macam-macam garis dan penggunaanya.

1.  Garis tebal kontinu :

a.     Garis-garis nyata (gambar); danb

b.    Garis-garis tepi

2.  Garis Tipis kontinu :

a.     Garis-garis berpotongan khayal; 

b.     Garis-garis ukur; 

      c.     Garis-garis proyeksi;

d.     Garis-garis penunjuk; 

      e.     Garis-garis arsir; 

     f.     Garis-garis nyata dari penampang yang diputar ditempat; dan.

 g.  Garis-garis sumbu pendek.

3.  Tipis kontinu bebas

Garis-garis bukan garis batas gores dari tipis.potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya

4.  Tipis kontinu dengan zig-zag.

Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, apabila batasnya bukan garis gores tipis.

5.  Garis gores tebal :

a.   garis nyata terhalang; dan

b.  garis tepi terhalang.

6.  Garis gores tipis:

a.   garis nyata terhalang; dan

b.  garis tepi terhalang.

7.  Garis bergores tipis yang berujung tebal (garis bidang potong).

8.  Garis bergores tebal (penunjukan permukaan yang diproses khusus).

9.  Garis bergores tipis:

a.   bagian yang berdampingan,

b.  batas antara dua bagian yang bergerak,

c.   garis sistem,

d.  bentuk semula sebelum dibentuk, dan

e.   bagian benda yang berada di depan bidang potong.

 

Di dalam menggambar teknik, ada beberapa jenis garis yang semuanya memiliki maksud dan arti yang berbeda-beda. Penggunaan setiap jenis garis yang dipilih harus sesuai dengan maksud dan tujuannya.

 

D.  Contoh Penggunaan Garis

1.  Garis Tebal Kontinu

 

Gambar 2.3 Contoh garis tebal kontinu

Sumber: Syaifi Abdurrahman

 

Garis tebal kontinu ini biasa digunakan untuk membuat garis tepi, garis gambar, dan garis nyata lainnya. Pada contoh gambar di atas, menunjukkan garis tebal kontinu digunakan untuk membuat garis yang tampak langsung tanpa terhalang oleh apapun.

 

2.  Garis Tipis Kontinu

Garis tipis kontinu digunakan untuk membuat garis dimensi, garis pada benda yang diarsir dan juga pada garis proyeksi dari gambar proyeksi. Garis ini dibuat dengan menarik garis lurus, tipis, namun dapat terlihat. Fungsi dari garis ini sendiri adalah sebagai garis bantu. Pada contoh penggunaan garis tipis kontinu berikut ini yaitu untuk penggunaan garis ukur. Garis ukur ini dibuat lebih tebal daripada garis bendanya. Sebenarnya ini menganalogikan bahwa pusat perhatian utamanya adalah pada bendanya sehingga dibuat dengan menggunakan garis yang tebal dan bagian pelengkapnya seperti garis ukur dibuat lebih tipis.

 

Gambar 2.4 Contoh garis tipis kontinu

Sumber: Syaifi Abdurrahman

 

3.  Garis Kontinu Tipis Bebas

Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya bukan garis bergores tipis. Fungsi yang kedua adalah sebagai garis batas dari benda yang panjangnya dapat sangat panjang dan digunakan untuk menyederhanakan gambar kerjanya. Seperti pada contoh penggunaan di bawah ini, garis kontinu tipis dan bebas untuk garis batas karena balok baja tersebut apabila akan digambarkan pada kertas dapat memakan banyak tempat. Oleh sebab itu, perlu disederhanakan dengan dipotong atau istilah lain di-split.

 

 

Gambar 2.5 Contoh garis kontinu tipis bebas

Sumber: Syaifi Abdurrahman

 

4.  Garis Gores Tipis (Setrip)

 


Gambar 2.6 Contoh garis gores tipis (setrip)

Sumber: Syaifi Abdurrahman

 

Garis gores tipis (setrip) ini digunakan untuk garis nyata terhalang serta garis tepi terhalang. Dari contoh Gambar 2.10, sangat jelas menunjukkan bahwa ada lubang slot yang terhalang apabila dilihat dari posisi seperti itu. Ada dua lubang di bawah juga digambarkan dengan setrip-setrip. Lubang tersebut sudah dipastikan tidak akan terlihat pada bagian ujungnya maka pada bagian ujungnya juga digambarkan dengan menggunakan contoh garis gores tipis (setrip)

 

5.  Garis Bergores Tipis (Setrip-Titik)

 

 

Gambar 2.7 Garis bergores tipis (setrip-titik)

 

Garis bergores tipis (setrip-titik) berfungsi sebagai garis sumbu, garis simetri, atau lintasan. Dari contoh gambar di atas dapat dilihat bahwa garis bergores tipis (setriptitik digunakan untuk garis sumbu. Garis sumbu ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa batang baja di atas memiliki penampang bulat dan silindris. Apabila tidak terdapat garis sumbu di tengah-tengah objek tersebut maka akan tervisualisasi objek tersebut penampangnya bukan silindris. Garis sumbu tersebut juga dapat berfungsi sebagai garis tengah (centre line) yang akan membantu menentukan posisi tengah dari objek baja silindris tersebut.

Garis sumbu juga dapat digunakan sebagai penanda bahwa obyek tersebut memiliki visualisasi secara simetris. Fungsi garis sumbu ini dapat berubah menjadi garis simetris apabila benda atau objek yang digambar simetris. Hal ini bertujuan supaya dapat mengefisiensikan ruang gambar yang ada pada gambar tanpa mengurangi informasi gambar yang didapat.

 

Gambar 2.8 Garis bergores tipis (setrip-titik) sebagai garis simetris

Sumber:Syaifi Abdurrahman

 

6.  Garis Bergores Tipis (setrip-titik), yang Dipertebal pada Ujung-ujungnya dan Arah Perubahan Arah

 

Garis Bergores Tipis (setrip-titik), yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan arah perubahan arah digunakan untuk garis (bidang) potong. Garis potong ini digunakan untuk mengetahui bagian tertentu yang tidak terlihat langsung pada pandangannya. Langkah yang diambil supaya bagian yang terhalang tersebut dapat terlihat adalah dengan dipotong (section). Seperti pada Gambar 2.12 menunjukkan bahwa ada sebuah pelat baja yang memiliki 3 buah lubang. Lubang tersebut sudah dipastikan tidak akan terlihat dari pandangan di depannya. Oleh sebab itu, diperlukan pemotongan menggunakan garis bergores tipis (setrip-titik), yang dipertebal pada ujung-ujungnya. Untuk menandai dan membatasi bagian tersebut itu dipotong.


Gambar 2.9 Garis bergores tipis (strip-titik) ujung ditebalkan

Sumber: Syaifi Abdurrahman

 

7.  Garis Bergores Tebal (Setrip Titik Tebal)

 


Gambar 2.10 Garis bergores tebal (strip titik tebal) Sumber: Syaifi Abdurrahman

 

Untuk memberikan keterangan gambar pada benda-benda yang dikerjakan khusus, misalnya dikartel pada bagian tertentu atau dihaluskan dengan ampelas halus maka pada bagian yang dikerjakan khusus tadi gambar luarnya diberi garis tebal bertitik.

***Tidak Perlu digambar***


Gambar 2.11. Permukaan yang dikartel Sumber: Dorian,2018

 

8.  Garis Bergores Ganda Tipis (Setrip Titik Ganda)

 


Gambar 2.12. Garis bergores ganda tipis (strip titik ganda)

Sumber: Syaifi Abdurrahman

Garis bergores ganda tipis (setrip titik ganda) ini digunakan untuk bagian yang berdampingan, batas antara dua bagian yang bergerak, garis sistem, bentuk semula sebelum dibentuk, serta bagian benda yang berada di depan bidang potong. Seperti pada contoh di bawah ini, ada sebuah pelat dengan bentuk dan kontur tertentu. Supaya semakin memahami proses pembuatan dengan bentuk dan kontur di bawah ini maka dibuatkan garis setrip titik tipis ganda. Hal ini untuk menunjukkan material awal atau bahan asli sebelum dilakukan pembentukan lebih lanjut.

 

E.  Kesalahan Menggaris

 


Gambar 2.13. Kesalahan dalam menggaris

Sumber: Syaifi Abdurrahman

 

Dalam membuat suatu garis, perlu diketahui kaidah-kaidahnya. Kaidah ini mengacu pada kebenaran ataupun kesalahan yang mungkin dilakukan. Kesalahan dalam membuat garis nampaknya seperti sesuatu yang tidak penting. Tetapi perlu diketahui bersama bahwa apabila terjadi kesalahan dalam membuat garis maka dapat menimbulkan pemaknaan yang baru dari gambar yang dibuat.

 

1.  Kesalahan Pertama

Apabila menggambarkan garis setrip-setrip untuk objek yang terhalang pada ujung garisharus saling bertemu (intersect). Termasuk pada bidang miring dengan digambarkan menggunakan garis setrip-setrip pada ujungnya harus saling bertemu.

2.  Kesalahan Kedua

Pada saat menggambarkan dari suatu objek yang tampak dan objek yang terhalang saling bertemu, garis setrip-setrip dari objek yang terhalang tersebut harus saling bertemu dengan objek yang tampak. Sama halnya dengan garis sumbu, garis setrip titiknya juga harus saling bertemu dengan garis bendanya.

3.  Kesalahan Ketiga

Pada saat menggambarkan garis sumbu dengan menggunakan garis setrip titik, garis tersebut harus bertemu pada titik tengah (center point).Kemudian untuk menggambarkan garis sejajar dengan garis yang sama panjang, garis setripnya harus saling berhimpitan sama persis dengan lajur yang dibuat ada garis setrip sebelahnya.

 

Pada proses pembuatan garis juga memerlukan penekanan yang berbeda-beda. garis yang akan dibuat, baik itu garis tipis, garis tebal, atau perpaduan antara garis tipis dan garis tebal. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

 

Gambar 2.14 Penekanan Garis

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyeksi Piktorial (3D) Pertemuan Ke-13 - Gambar Teknik Kelas X SMK

GAMBAR TEKNIK - Pertemuan Ke-10 s/d 12 KONSTRUKSI GEOMETRI