Proyeksi Piktorial (3D) Pertemuan Ke-13 - Gambar Teknik Kelas X SMK

»Pertemuan Ke-13
Assalamu'alaikum Wr. Wb.


BAB 5
PROYEKSI PIKTORIAL (3D)

Proyeksi piktorial merupakan suatu cara untuk dapat menampilkan sebuah gambar benda yang mendekati bentuk aslinya dan pada ukuran yang sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal. Gambar piktorial dikenal juga sebagai gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.
 
A. Mengenal Proyeksi Piktorial

Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda, atau pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi.

Dengan kata lain, proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal. Gambar piktorial disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.

B. Macam-Macam Proyeksi Piktorial

Proyeksi piktorial adalah suatu cara menampilkan gambar secara tiga dimensi dalam suatu bidang gambar (dua dimensi). Ada beberapa macam proyeksi piktorial, antara lain adalah:

Proyeksi Aksonometri, memiliki 3 macam proyeksi yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Proyeksi Isometrik

2 . Proyeksi Dimetrik

3. Proyeksi Trimetrik

a) Proyeksi miring (Oblique)

b) Proyeksi perspektif

Proyeksi perspektif atau biasa yang disebut gambar perpektif memiliki 3 macam proyeksi, yakni

1) perspektif 1 titik hilang;

2) perpekstif 2 titik hilang; dan

3) perpekstif 3 titik hilang.


Gambar 5.1 Bagan Proyeksi

Dariketigamacam bagian utama proyeksi piktorial tersebut, ada 4 jenis proyeksi vangtermasukdalamproyeksiparalelogram.Proyeksi isometrik, proyeksi dimetrik dan proyeksitrimetrik merupakan proyeksi paralelogram.

Proyeksi paralelogram merupakan proyeksi yang garis-garis sejajar pada gambar akan tetap merupakan garis sejajar dan tidak akan pernah bertemu pada suatu titik. Sedangkan Pada proyeksi perspektif, garis-garis sejajar pada gambar perspektif akan bertemu pada suatu titik yang disebut titik lenyap atau titik hilang.

Selain dua hal tersebut, dalam gambar teknik dikenal juga proyeksi aksonometrik. Proyeksi aksonometrik dapat menggambarkan suatu objek sedemikian rupa sehingga tidak ada sumbu utama dari objek yang tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Dengan demikian lebih dari satu "sisi" suatu objek dapat direpresentasikan secara bersamaan (yaitu, zatau "kedalaman"sumbu dapat diwakili). Biasanya, proyeksi tersebut digambarkan dari setiap 2 sumbu tidak sejajar sehingga terbentuk sudut dan sudut antara garis yang diproyeksikan membantu untuk membedakan setiap dimensi. Ketika dimungkinkan untuk menggambarkan lebih dari satu sisi suatu objek, dapat dikatakan bahwa objek tersebut dilihat dari sudut "condong".

Dalam proyeksi aksonometri, sebuah objek digambar secara tiga dimensi dengan ketentuan sudut proyeksi dan skala pemendekan yang sudah diatur dan ditetapkan sebelumnya. Gambar aksonometri biasanya digunakan untuk menjelaskan detail-detail bagianmesin maupun mendeskripsikan secara jelas mengenai suatu komponen/elemen mesin. Yang termasuk gambar proyeksi aksonometri adalah proyeksi isometrik, proyeksi dimetrik dan proyeksi trimetrik.

C. Contoh Aplikasi Proyeksi Piktorial

Contoh berikut membedakan gambar ilustrasi dari masing-masing jenis proyeksi piktorial.

1. Proyeksi Aksonometri (Axonometric Projection)

Proyeksi aksonometri adalah jenis proyeksi ortografiang digunakan untuk membuat gambar bergambar suatu objek, di mana garis pandang tegak lurus terhadap bidang proyeksi, dan objek diputar sekitar satu atau lebih dari sumbunya untuk mengungkapkan banyak sisi.

Tiga jenis proyeksi aksonometrik adalah proyeksi isometrik, proyeksi dimetrik, dan proyeksi trimetrik, tergantung pada sudut yang tepat tempat pandangan menyimpang dari ortogonal. Biasanya dalam gambar aksonometrik, seperti pada jenis gambar lainnya, satu sumbu ruang ditampilkan sebagai vertikal.

Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi dalam proyeksi aksonometrik sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi dijabarkan sebagai berikut.

a. Proyeksi piktorial isometrik

1) Mengenal proyeksi piktorial isometrik

Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometrik atau untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi isometrik maka perlu diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk menampilkan suatu gambar dengan proyeksi isometrik.

Gambar 5.2 Proyeksi Isometrik

Sumber: Syaifi Abdurrahman

Ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai adalah sebagai berikut.

a) Ciri pada sumbu

1) Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30⁰ terhadap garis mendatar.

2) Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120⁰.

b) Ciri pada ukurannya

Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya.

2) Penyajian proyeksi isometrik 

Penyajian gambar dengan proyeksi isometrik dapat dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horizontal.

a) Proyeksi isometrik dengan posisi normal
Contoh:

Gambar 5.3 proyeksi isometrik dengan posisi normal

b) Proyeksi isometrik dengan posisi terbalik
Contoh :

Gambar 5.4 proyeksi isometrik dengan posisi terbalik

c) proyeksi isometrik dengan posisi horizontal
Contoh : 

Gambar 5.5 Proyeksi isometrik dengan posisi horizontal

Sumber: Syaifi Abdurrahman

b. Proyeksi piktorial dimetrik

Pada proyeksi dimetrik terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Ciri pada sumbu

Pada sumbu x mempunyai sudut 10?, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40?.

2) Ketentuan ukuran

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 :1.
Contoh :

Gambar 5.6 Proyeksi dimetrik Sumber: Syaifi Abdurrahman Keterangan:

Ukuran pada sumbu x 40 mm. 

Ukuran gambar pada sumbu y digambar ½ nya, yaitu 20 mm.

c)  Ukuran pada sumbu z 40 mm.

Pada prinsipnya, proyeksi miring merupakan suatu proyeksi yang sejajar, akan tetapi garis proyeksinya berkedudukan miring terhadap bidang proyeksinya. Untuk proyeksi miring lain, besar sudut alfa dan betha terhadap garis horizontal dan perbandingan panjang garis tiap-tiap sumbu x, y, dan z.

C . Proyeksi piktorial trimetrik

Proyeksi trimetrik adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut tidak sama. Proyeksi ini dapat dilihat pada Gambar 5.7. Proyeksi trimetrik merupakan proyeksi yang berpatokan kepada besarnya sudut antara sumbusumbu (x, y, z) dan panjang garis sumbu-sumbu tersebut.

Gambar 5.7 ProyeksibTrimetrik

Proyeksi trimetrik merupakan proyeksi yang berpatokan kepada besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x, y, z) dan panjang garis sumbu-sumbu tersebut. Sudut proyeksi trimetrik utama adalah 20⁰ untuk alfa dan 30⁰ untuk beta, atau 10⁰ untuk alfa dan 20⁰ untuk beta.

Tabel 5.1 Parameter proyeksi trimetrik

Tabel di atas menunjukkan sudut proyeksi dan skala perpendekan untuk proyeksi trimetrik. Aturan yang mendasar untuk proyeksi trimetrik adalah terdapat skala pemendekan yang boleh sama atau tidak sama terhadap ketiga sumbu dan atau dua sudut. Dengan kata lain, jika skala perpendekan dari tiga sisi dan tiga sudut tidak sama dengan demikian proyeksi ini disebut proyeksi trimetrik.

2. Proyeksi Piktorial Miring (Oblique)

Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horizontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45⁰ dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi dimetrik, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 :1.
Contoh:


Gambar 5.8 Proyeksi piktorialmiring Sumber: Syaifi Abdurrahman

Perhatikan contoh di bawah ini, perubahan proyeksi dimetrik dengan sudut alfa = 7 derajat dan sudut betha = 40 derajat menjadi proyeksi miring dengan sudut alfa = 0 derajat dan sudut betha = 45 derajat.

Gambar 5.9 Proyeksi dimetrik menjadi miring Sumber: Syaifi Abdurrahman

Pada prinsipnya, proyeksi miring merupakan suatu proyeksi yang sejajar, akan tetapi garis proyeksinya berkedudukan miring terhadap bidang proyeksinya. Tabel berikut ini merupakan ketentuan yang lain dari proyeksi miring baik itu sudut proyeksi maupun perbandingan skala sumbunya. Untuk proyeksi miring lain, berikut ini adalah besar sudut a dan ? terhadap garis horizontal dan perbandingan panjang garis tiap-tiap sumbu x, y, dan z.

Tabel 5.2 Perbandingan sudut dan skala proyeksi miring

3. Proyeksi Perspektif/Gambar Perspektif

Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam berikut:

a. perspektif dengan satu titik hilang;

b. perspektif dengan dua titik hilang; dan

c. perspektif dengan tiga titik hilang.


Contoh:

a. Perspektif dengan satu titik hilang

Gambar 5.10 Perspektif satutitikhilang Sumber: Syaifi Abdurrahman

Terlihat pada gambar di atas bahwa terdapat garis-garis pembatas yang berpusat pada satu titik. Dengan adanya garis-garis tersebut, terciptalah sebuah gambar yang terlihat seperti melihat dari pandangan mata yaitu dari besar ke kecil. Namun di gambar ini tidak terlalu terlihat efek dari besar ke kecilnya karena objek yang digambar tidak terlalu luas.

b. Perspektif dengan dua titik hilang

Gambar 5.11 Perspektif dengan 2 titik hilang Sumber: Syaifi Abdurrahman

Terlihat bahwa teknik ini menggunakan garis-garis bantu atau pembatas yang dibuat dari 2 titik. Dari gambar 5.11 ini dapat dibedakan mana objek yang lebih dekat dan jauh dari mata. Walaupun sederhana namun gambar ini tetap terlihat bagus.
c. Perspektif dengan tiga titik hilang

Gambar 5.12 Perspektif dengan 3 titik hilang
Sumber: Syaifi Abdurrahman

Terlihat dari gambar di atas bahwa garis-garis yang dibentuk berasal dari 3 titik hilang dengan 2 titik berada di atas sedangkan 1 titik berada di bawah sehingga terbentuklah garis bantu yang membentuk bangun ruang segitiga. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang burung atau tinggi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

GAMBAR TEKNIK - Pertemuan Ke-10 s/d 12 KONSTRUKSI GEOMETRI

GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF - PERTEMUAN KE-4 GARIS GAMBAR TEKNIK KELAS X SMK